1. LONG TERM EVOLUTION (LTE)
Long Term Evolution disingkat LTE. Meningkatnya penggunaan mobile data dan kemunculan aplikasi-aplikasi baru seperti MMOG (Multimedia Online Gaming), mobile TV, Web2.0, dan konten-konten streaming lainnya telah memicu 3rd Generation Partnership Project (3GPP) untuk mengusung sistem Long-Term Evolution (LTE). LTE merupakan cabang paling mutakhir dari pohon teknologi mobile network yang sudah kita kenal luas seperti teknologi jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSxPA yang saat ini menjangkau lebih dari 85% pelanggan komunikasi bergerak. Long Term Evolution (LTE) adalah teknologi radio 4G yang masih dalam tahap pengembangan oleh 3GPP dengan kemampuan pengiriman data mencapai kecepatan 100 Mbit/s secara teoritis untuk downlink dan 50 Mbit/s untuk uplink.
LTE didefinisikan dalam standar 3GPP (Third Generation Partnership Project) Release 8 dan juga merupakan evolusi teknologi 1xEV-DO sebagai bagian dari roadmap standar 3GPP2. Teknologi ini diklaim dirancang untuk menyediakan efisiensi spectrum yang lebih baik, peningkatan kapsitas radio, latency dan biaya operasional yang rendah bagi operator serta layanan mobile broadband kualitas tinggi untuk para pengguna.
Perubahan signifikan dibandingkan standar sebelumnya meliputi 3 hal utama yaitu air interface, jaringan radio serta jaringan core. Di masa mendatang, pengguna dijanjikan akan dapat melakukan download dan upload video high definition dan konten-konten media lainnya, mengakses email dengan attachment besar serta bergabung dalam video conference dimanapun dan kapanpun. LTE juga secara dramatisir enambah kemampuan jaringan untuk mengoperasikan fitur Multimedia Broadcast Multicast Service (MBMS), bagian dari 3GPP Release 6, dimana kemampuan yang ditawarkan dapat sebanding dengan DVB-H dan Wimax. LTE dapat beroperasi pada salah satu pita spectrum seluler yang telah dialokasikan yang termasuk dalam standar IMT-2000 (450, 850, 900, 1800, 2100 MHz) maupun pada pita spectrum yang baru seperti 700 MHz dan 2,5 GHz.
Koneksi supercepat merupakan kelebihan dari LTE. Kecepatan yang tidak kalah dengan koneksi DSL. Dengan kemampuan ini, LTE tidak hanya menguntungkan bagi perangkat mobile, tetapi juga bagi home user. Berkat transmisi yang saat ini berkecepatan 100 Mbps (setara WLAN), home user tidak membutuhkan koneksi telepon lagi. Jangkauan LTE pun lebih jauh sehingga koneksi telepon akan hanya menjadi cadangan.
Keunggulan lain dari LTE adalah bila koneksi LTE terlalu lambat, sinyalnya dapat dialihkan ke jaringan teknologi lain, seperti GSM, UMTS, dan teknologi mobile lainnya. Agar LTE menjangkau seluruh wilayah, teknologi ini menggunakan rentang channel yang cukup lebar, mulai dari 1,4 MHz sampai 20MHz. Jadi, teknologi ini dapat memenuhi regulasi yang telah ditentukan di setiap Negara. Jaringan LTE komersil pertama sudah ditawarkan di Swedia.
Para ahli menyimpulkan bahwa dengan bandwidth mulai dari 80 Mbps sampai 150 Mbps sudah cukup untuk sebagian besar pengguna Internet. Paling tidak untuk permulaan, karena rencananya kecepatan download teknologi LTE mencapai 300 Mbps. Untuk memperoleh kecepatan ini, diperlukan transmisi yang bebas interferensi. Untuk itu pengembang mengkombinasikannya dengan beberapa teknologi, seperti MIMO, QAM, dan OFDM yang menggunakan beberapa antena sekaligus untuk memancarkan dan menerima sinyal. Selain itu, teknologi ini pun memungkinkan bit rate yang lebih besar. Paket data dikirim ke user melalui Internet Protocol (IP), seperti pada koneksi DSL.
Kecepatan tersebut dapat dicapai dengan menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada downlink dan Single Carrier Frequency Division Multiplex (SC-FDMA) pada uplink, yang digabungkan dengan penggunaan MIMO demi tercapainya target pesat data yang tinggi. Nantinya seluruh jaringan pada teknologi LTE akan berbasiskan Internet Protocol (IP) atau disebut juga All IP Networks (AIPN). LTE, yang akses radionya kita sebut Evolved UMTS Radio Access Network (E-UTRAN), diharapkan dapat meningkatkan secara substansial pesat data pengguna, kapasitas per sektor, dan mengurangi tunda sehingga secara signifikan dapat memberikan pengalaman baru bagi pengguna sembari bergerak secara leluasa. Tugas utama lainnya dari sistem LTE adalah penyederhanaan sistem dan perangkat pengguna – user equipment (UE) dengan memanfaatkan spektrum frekuensi yang tersedia pada saat ini secara fleksibel. Secara bersama-sama LTE harus bisa eksis dengan teknologi akses radio dari 3GPP lainnya.
Dengan kemunculan Intenet Protocol (IP), yang mana protokol ini dapat mengangkut segala macam muatan data, LTE dirancang untuk sepenuhnya mendukung trafik berdasar IP dengan Quality of Service (QoS) secara menyeluruh. Komunikasi suara akan dibawa melalui mekanisme Voice over IP (VoIP) sehingga penyatuan dengan layanan multimedia lain menjadi lebih baik.
LTE mensyaratkan kinerja jaringan secara agresif sehingga menuntut perubahan sistem di lapisan fisik seperti penggunaan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dan sistem antena cerdas Multiple-Input Multiple-Output (MIMO)
Jadi, teknologi LTE sangat mirip dengan WLAN. Dan LTE tidak kalah dengan WiMax yang sedang dikembangkan terutama di India dan Afrika dan hanya berfungsi sebagai akses internet saja.
Berbeda dengan HSPA (High Speed Packet Access), yang diakomodir di dalam arsitektur Release 99 (R99) UMTS, 3GPP merumuskan layanan core paket baru yaitu arsitektur jaringan Enhanced Packet Core (EPC) untuk mendukung E-UTRAN melalui pengurangan elemen jaringan, penyederhanaan fungsi, penambahan redundansi dan yang terpenting adalah dimungkinkannya sambungan dan hand-over ke jalur tidak bergerak (fixed line) dan teknologi akses nirkabel lain. Dengan demikian memungkinkan adanya layanan bergerak yang tiada terputus sama sekali.
0 komentar:
Posting Komentar